Tes pauli atau tes kraepelin, yang terkenal juga dengan nama tes koran merupakan salah satu dari beberapa rangkaian tes psikotes yang cukup membuat pusing kepala.
Bukan soal perhitungannya yang bikin mumet, akan tetapi jumlah soalnya yang bisa bikin Anda geleng-geleng kepala.
Jika saat tes psikotes Anda mendapat soal kraepelin, maka Anda cukup beruntung.
Namun, jika soal pauli yang Anda dapatkan, maka bersiap-siaplah untuk pusing dan mata berkunang-kunang setelah selesai mengerjakannya.
Jika Anda belum mengetahui mahluk jenis apa itu tes paulin dan juga kraepelin, maka silahkan lanjutkan membaca artikel ini.
Di artikel ini Anda akan mempelajari apa pengertian tes pauli dan kraeplin, apa tujuan dan perbedaan keduanya, juga tips dan trik agar sukses mengerjakan kedua tes tersebut.
Seperti biasa, tanpa berlama-lama lagi, silahkan Anda simak pembahasannya berikut ini.
Daftar Isi
Apa Itu Tes Pauli dan Kraepelin [Tes Koran]?
Pengertian tes pauli atau tes kraepelin adalah sebuah tes perhitungan sederhana yang Anda ditugaskan untuk menjumlahkan deret angka dari 0 sampai dengan 9 secara terus-menerus yang tersusun secara vertikal.
Vertikal yang dimaksud adalah dari atas ke bawah untuk jenis tes pauli sedangkan untuk tes kraepelin adalah dari bawah ke atas.
Namun jangan salah sangka, meskipun hanya tes penjumlahan sederhana, tetapi faktanya tidak sesederhana itu!
Mengapa? Karena angka yang harus Anda jumlahkan sangatlah banyak seperti lembaran koran yang bisa membuat pusing kepadal Anda. Tidak heran jika tes pauli atau kraepelin ini terkenal juga dengan nama tes koran.
Tujuan Tes Pauli dan Kraepelin [Tes Koran]
Dengan soal penjumlahan sebanyak itu, sebenarnya apa sih tujuan dari tes pauli, kraepelin atau koran ini?
Secara sederhana, tujuan dari tes pauli adalah untuk melihat dan mengetahui hasil kerja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketelitian, kecepatan, ketekunan dan juga daya tahan.
Jadi, tes ini sangat membutuhkan ketelitian, kecepatan, ketekunan dan juga daya tahan yang baik dari Anda. Semakin banyak kesalahan yang Anda lakukan, maka potensi Anda untuk mendapatkan penilaian buruk akan semakin besar.
Jika itu terjadi, maka silahkan ucapkan selamat tinggal pada pekerjaan yang sedang Anda lamar tersebut.
Perbedaan Tes Pauli dan Kraepelin
Jika Anda perhatikan, dari awal saya menulis artikel ini, saya memisahkan penulisan antara tes pauli dan tes kraepelin. Bukan sebuah kebetulan, karena meskipun secara tes hampir mirip, namun keduanya memiliki perbedaan.
Lalu, apa saja perbedaan antara tes pauli dengan kraepelin?
Secara garis besar, perbedaannya adalah dari proses pengerjaan perhitungannya, waktu pengerjaannya dan juga banyaknya lembar kerja.
Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda simak penjelasannya berikut ini.
Tes Pauli
- Proses pengerjaan dilakukan secara vertikal dari atas ke bawah dan perhitungannya dikerjakan sampai penuh satu kolom baru kemudian meneruskan ke kolom berikutnya
- Aba-aba diinstruksikan untuk menggarisbawahi angka terakhir yang sudah dihitung
- Waktu tes pauli lebih lama sekitar 60 menit karena soal yang dikerjakan lebih banyak
- Lembar kerja test pauli berupa kertas selebar koran
- Lembar kerja soal bisa lebih dari satu lembar, jika lembar pertama sudah selesai habis dikerjakan
Tes Kraepelin
- Proses pengerjaan dilakukan secara vertikal dari bawah ke atas dan perhitungannya tidak perlu sampai penuh satu kolom, menunggu aba-aba untuk pindah ke kolom selanjutnya
- Aba-aba diinstruksikan untuk berpindah ke kolom berikutnya
- Waktu tes kraepelin lebih cepat sekitar 10-15 menit karena soal yang dikerjakan lebih sedikit
- Lembar kerja soal tes kraepelin berupa kertas seukuran A4 atau F4
- Lembar kerja soal hanya satu lembar
Cara Mengerjakan Tes Pauli dan Kraepelin [Tes Koran]
Adapun cara mengerjakan tes pauli dan tes kraeplin sangatlah mudah yaitu hanya menjumlahkan dua angka yang saling berdekatan. Namun, ada beberapa ketentuan yang harus Anda perhatikan dalam proses penjumlahan tersebut, yaitu :
- Penjumlahan dilakukan pada dua angka yang saling berdekatan
- Hasil penjumlahan ditulis di sebelah kanan diantara kedua angka yang Anda jumlahkan
- Jika hasil perhitungan berjumlah 2 digit, maka yang ditulis hanyalah angka yang terakhir. Misalnya 4+8 = 12, maka angka yang ditulis hanya angka 2-nya saja
- Jika Anda salah dalam menjumlahkan, cara mengoreksinya adalah dengan mencoret hasil yang salah lalu menulis hasil yang benar disebelah angka yang salah tersebut
- Jika ada satu jalur yang terlewat oleh Anda, tidak mengapa, cukup lanjutkan ke jalur selanjutnya
- Khusus tes pauli, jika ada aba-aba dari instruktur, maka silahkan Anda garisbawahi angka terakhir yang Anda jumlahkan, lalu lanjutkan ke perhitungan angka berikutnya
Tips dan Trik Lulus Tes Pauli dan Kraepelin [Tes Koran]
Ada beberapa tips dan trik yang bisa Anda lakukan agar tingkat keberhasilan dalam mengerjakan tes pauli/kraepelin ini bisa meningkat, diantaranya :
- Berlatihlah mengerjakan tes koran agar Anda terbiasa ketika waktu psikotes tiba. Anda bisa mengakses soal latihan tes pauli online disini.
- Temukan pola “mudah dan cepat” Anda dalam mengerjakan soal pauli atau kraepelin. Hanya berlatih saja tidaklah cukup, Anda harus menemukan pola mudah dan tercepat Anda dalam mengerjakan tes koran ini.
- Pastikan tidur Anda cukup di malam harinya. Ingat, tes ini butuh tingkat konsentrasi dan daya tahan yang tinggi, sulit untuk mendapatkannya jika waktu tidur Anda kurang.
- Pastikan Anda sarapan sebelum mengikuti tes koran ini. Sekali lagi, tes ini membutuhkan konsentrasi dan daya tahan yang tinggi, sulit mendapatkannya jika perut Anda kosong.
- Manfaatkan waktu sebelum dimulai tes untuk buang air kecil terlebih dahulu, karena tes pauli membutuhkan waktu yang lama. Jangan sampai kebelet kencing membuyarkan konsentrasi Anda dalam mengerjakan soal.
- Hindari menggunakan pensil mekanik, karena mudah patah dan butuh waktu jika isi pensil Anda habis. Sebagai gantinya, gunakan pensil yang biasa saja.
- Jika menggunakan pensil, usahakan kondisi sudah siap pakai dan jangan lupa untuk membawa pensil cadangan. Jadi fokus Anda hanya mengerjakan soal saja, tidak terganggu dengan faktor non-teknis.
- Saya pribadi lebih suka untuk menggunakan pulpen, alasannya karena tidak perlu khawatir patah ataupun habis, sehingga bisa lebih fokus dalam mengerjakan soal.
- Dengarkan penjelasan dan instruksi dari penguji secara seksama. Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk langsung bertanya kepada penguji.
- Tenang dan jangan terburu-buru dalam mengerjakan soal. Jika Anda terburu-buru maka konsentrasi Anda akan hilang sehingga proses pengerjaan soal akan kacau.
- Fokus dan tidak perlu lirik ke kanan-kiri Anda, jika peserta di sebelah Anda ternyata lebih cepat dari Anda dalam mengerjakan soal, maka konsentrasi Anda juga akan kacau. Percayalah dengan kemampuan Anda sendiri.
- Berdoa kepada Allah agar dimudahkan dan diluluskan dalam mengerjakan psikotes pauli/kraepelin.
Penutup
Baik tes pauli maupun tes kraepelin adalah tes yang insya Allah akan selalu hadir dalam setiap tes psikotes.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Anda mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya, yaitu dengan cara berlatih dari contoh soal yang telah banyak beredar di internet dan mencoba untuk menemukan pola Anda sendiri dalam mengerjakannya.
Insya Allah, jika Anda sudah menemukan pola “mudah dan cepat” dalam mengerjakan soal pauli ataupun kraeplin, maka untuk lulus tes koran bukanlah sesuatu yang sulit bagi Anda.
Terakhir, jangan lupa berdoa kepada Allah dan semoga sukses.
fitri says
terima kasih informasinya
iskandik says
Yup sama2… Semoga sukses ya
bani wahyu says
yg dimaksud pola “mudah dan cepat” dalam mengerjakan soal pauli ataupun kraeplin itu apa ya kak . . . ? tks.
iskandik says
Pola mudah dan cepat maksudnya adalah anda menemukan cara menghitung yang paling cepat sesuai dengan kemampuan anda.
Misalnya saya dahulu, menggunakan pola yaitu jika saya menemukan angka yang akan dijumlahkan dengan angka 9 maka angka penjumlahannya tersebut saya kurangi 1.
Misal 9+2 = 1 (angka yg kita ambil angka yg terakhir, yaitu 1).
Jadi, pola saya ketika ada angka yg bertemu dengan angka 9 maka angka tersebut akan sy kurangi 1.
Jika yg bertemu 9 adalah 2. Maka 2 tersebut saya kurangi 1 = 1.
Jika 3, maka saya kurangi 1 = 2.
Dan seterusnya… Dan seterusnya…
Seperti itu contoh pola yg sy maksud.
Relatif lebih cepat dibandingkan jika saya menghitung dengan cara biasa.
Silahkan Anda terapkan pada angka2 lainnya atau temukan pola mudah dan cepat versi Anda sendiri.
Muh.iqbal says
Terimakasih bang infonya…bermanfaat sekali bang
iskandik says
Sama-sama om…
yoce says
Apa tidak salah Kak ?
Jika ada jalur yg terlewat boleh diabaikan ?
Bukankah memang tetap dilanjutkan namun setelah perintah “pindah” diprioritaskan mengisi kolom yg kosong.
iskandik says
Saya menulis ini berdasarkan pengalaman yang pernah saya jalani.
Jika masih ragu, kamu bisa tanyakan kepada pengujinya…